Hikayat Awal Penggunaan Milis di Indonesia

Catatan

Tulisan ini berusaha menginventarisasi hal-ihwal awal penggunaan milis (mailing list) di Indonesia. Perlu ditekankan bahwa catatan ini jauh dari lengkap -- yang mana dari pada.

Standalone email sudah mulai digunakan pada awal tahun 1960-an, sebagai sarana tukar-menukar informasi antar operator komputer mainframe. Pada waktu itu, format email sangat sederhana yaitu sebuah berkas yang dapat di-append oleh user lain. Sedangkan network mail, atau yang sekarang lebih sering disebut dengan email mulai digunakan di ARPAnet pada pertengahan tahun 1970-an. Perangkat email tersebut kemudian dikembangkan oleh kelompok kerja "MSGGroup" dengan menggunakan milis mulai tahun 1975. Menurut salah satu perintis MSGGroup, Einar Stefferud, bersamaan dengan milis tersebut, terdapat group/milis lainnya seperti "Header-People". Sedangkan norma milis yang paling tua yang dapat ditemukan oleh penulis ialah norma milis "NamesDroppers" (1983) yang pada waktu tersebut merancang DNS. Siapa yang berani mengklaim menggunakan milis lebih awal dari itu?

Yang menggunakan milis pertama kali di Indonesia masih menjadi tanda tanya besar. Apalagi terdapat kecenderungan pernyataan dari beberapa selebritis internet bahwa pihaknya-lah yang pertama-kalinya mengembangkan "whatever" di Indonesia. Selebritis/entertainer didefinisikan sebagai pihak-pihak yang sering disebut dengan istilah "pakar"/"pengamat"/"pemerhati"; terkadang mendapatkan penghargaan "man of the year" dari tabloid IT/AsuSiaSih; serta lebih sering muncul di TV/Radio Talkshow/Seminar dibandingkan melakukan pekerjaan lainnya. Opini mereka sering menjadi bahan tertawaan dikalangan yang mengerti permasalahan yang sesungguhnya. Oleh sebab maka dari itu, penulis meragukan bahwa dapat menjawab pertanyaan seperti "Mailing list apa saja yang muncul pada awal masa Internet di Indonesia?" sebab mailing list sudah ada sebelum Internet masuk ke Indonesia (1993).

Berdasarkan catatan penulis, pada mesin komputer mini PUSILKOM UI (Pusat Ilmu Komputer Universitas Indonesia) -- Data General berbasis AOS/VS -- terdapat sebuah script yang bisa mengirim pesan/email ke seluruh staf ("STF_+") sejak awal tahun 1980-an. Selain itu, Johny Moningka dan Jos Luhukay, mengembangkan perangkat "pesan" berbasis unix dan ethernet pada tahun 1983. Pada tahun-tahun tersebut, istilah seperti "unix", "email", "PC", "modem", "BBS", "ethernet", "pakar", masih merupakan kata-kata yang sangat langka. Namun penulis pun percaya, bahwa pada saat yang bersamaan, script milis sejenis itu mungkin juga sudah mulai digunakan oleh dunia bisnis Indonesia yang memiliki komputer mini dan mainframe.

Tiga hal dapat dikatakan menandai dimulainya generasi kedua dari penggunaan milis di Indonesia. Hal pertama ialah ketersediaan perangkat keras (modem dan PC) yang memadai sejak pertengahan tahun 1980-an. Kedua, kegiatan komunitas di Indonesia yang memulai bereksperimen dalam penggunaan perangkat keras di atas. Dan hal ketiga, komunitas Indonesia di luar negeri (terutama pelajar) mulai menggunakan email untuk berkomunikasi.

Menjelang akhir tahun 1980-an, tercatat beberapa komunitas BBS, seperti Aditya (Ron Prayitno), BEMONET (BErita MOdem NETwork), JCS (Jakarta Computer Society -- Jim Filgo), dan lain-lain. Konon, BEMONET cukup populer dan bermanfaat sebagai penghilang stress dengan milis seperti "JUNK/Batavia". Di kalangan akademis, pernah ada UNInet dan Cossy. UNINET merupakan sebuah jaringan berbasis UUCP yang konon pernah menghubungkan Dikti, ITS, ITB, UI, UGM, UnHas, dan UT. Cossy pernah dioperasikan dengan menggunakan X.25 dengan pihak dari Kanada. Milis yang kemudian muncul menjelang akhir tahun 1980-an ialah the Indonesian Development Studiesi (IDS) (Syracuse, 1988); UKIndonesian (UK, 1989); INDOZNET (Australia, 1989); ISNET (1989); JANUS (Indonesians@janus.berkeley.edu), yang saking besarnya sampai punya beberapa geographical relayers; serta tentunya milis kontroversial seperti APAKABAR.

Yang mungkin bisa dipertanyakan ialah, "Milis apakah yang paling bermanfaat pada awal tahun 1990-an?" Sepertinya milis PAU-MIKRO. Milis tersebut, pernah dimanfaatkan sebagai sarana tukar-menukar informasi teknis antara pihak-pihak di Indonesia (termasuk penulis) dengan pihak-pihak yang berada di luar Indonesia. Apakah ada yang mau membantah?

Ucapan Terimakasih

Terimakasih kepada semua pihak yang memberikan masukan berharga seperti -- namun tidak terbatas pada -- Alexander Rusli, Bob Hardian, Bobby Nazief, Chan Basaruddin, Celloz, Einar Stefferud, Marsudi W. Kisworo, Fenny Prihardiyanti, I Made Wiryana, Paulus S. Adisoemarta, Rhiza S. Sadjad, et. al.

Rujukan

Rujukan Milis