Hikayat Hackers dan Crackers

Mukadimah

OK, yang mana dari pada suatu hari, sebagai jemaah taat HADIRI (Hacker's di Kediri), tentu ikutan merasa sebel jikalau ada yang tidak bisa membedakan antara Hacker dan Cracker!! Menurut para pengamat hacker MDAMT dan Wahyu Kelik, bahwasanya hackers di Indonesia cukup banyak, di antaranya orang-orang yang terlibat di projek-proyek SuSE, Trustix, Mandrake, ebDesk, dan masih banyak yang lainnya. Para hacker ini melakukan modifikasi serta fabrikasi perangkat lunak.

Kegiatan para crackers (seperti bunyi biscuit "crack") berupa tindakan menambah/ memodifikasi/ membongkar sebuah program lunak. Para crackers ini juga banyak, baik yang gadungan, mau pun yang dengan skript kiddies, atau pun cracker yg bener-bener cracker beneran. Baca dulu deh, karya si Eric S. Raymond yang diterjemahkan oleh Steven Haryanto.

Para phreaker adalah orang yang melakukan modifikasi pada perangkat komunikasi (mungkin yang terkenal adalah telephone) untuk keperluan ilegal (menurut hukum formal). Mereka memodifikasi dengan cara melakukan "siul" ganda (dengan menggunakan prinsip "dual tone frequency") yang mengakibatkan sentral telephone menerjemahkannya menjadi sebuah perintah, dimana perintah tersebut sebenarnya adalah ilegal.

Orang cenderung menganalogikan apa yang terjadi dari asal kata "hacking" itu sendiri, yaitu sebagai tindakan "hack". Memang ada "hacker" yang "nakal". Banyak saya jumpai di dunia ini. Tapi "hack" sebenarnya muncul dari orang-orang "baik" yang mencoba untuk membuat OS yang fleksible. Tentu saja seorang hacker mesti mengerti seluk-beluk komputer

Ucapan Terimakasih

Terimakasih kepada semua pihak yang memberikan masukan berharga secara -- langsung atau pun tidak langsung -- seperti (namun tidak terbatas pada): MDAMT, Wahyu Kelik Cahyadi, Steven Haryanto, et. al.

Rujukan